Puisiiiiiiiiiii Ultah puisiiiiiiiii yang bodooooh.......
ULTAH YANG KE-20
ini bukan tangisan
bukan puisi bodoh yang biasa aku cetak
ini cuma sebuah teriakan
dari lubuk yang terlalu lelah menjerit sendirian
lubuk yang kegelapan tanpa cahaya
ini cuma sebuah teriakan
tapi ini bukan, "AAAAAAaaaaaarrrrrrgggggghhhhhh!!!!!!"
20 kali sudah 08 april membawaku kedalam gulita
menatap kedua ibu jari di kakiku sambil menangis
terkadang tersenyum simpul mengingat
20 kali 365 hari yang aku lewati
mengenang 20 kali 52 pekan yang membuatku terdiam
dan aku tersentak
jutaan detik mengalir bagai embun
menyegarkan ingatan soal waktu dan kehidupan
dan ini, bukan cuma, "AAAAAAaaaaaarrrrrrgggggghhhhhh!!!!!!"
tapi ini bisa A, I, U, E, dan O
20 tahun berlalu dari suara tangisku yang memecah
helaan napas bunda yang sakit
kepanikan yang menjelma menjadi senyum bahagia
tubuh berlumur yang baru saja lepas dari amnion
dan dekapan hangat dari bunda tapi bukan inisiasi
aku hadir, dan ada
memenangkan pertarungan dari jutaan sperma yang ingin membuahi ovum
berputar-putar dalam balon ketuban
makan dari plasenta dan menelan oksigen
terkadang bermain sepakbola dengan khayalku sendiri sampai bunda terkaget
mengemut ibu jari yang kini sudah bisa kubuat memencet tuts keyboard
20 tahun yang lalu.
8 tahun telah berjalan dari aliran darah yang mengucur dari kepalaku
mengundang decak sekolah dan teman-teman
mengundang gelisah ayah dan bunda
8 tahun telah lewat dari peristiwa kepala yang membentur lantai bis
dijahit dengan benang hitam di kepala yang membuatku pitak
sekali lagi ini bukan puisi
penuh darah kemeja putih yang ayah belikan untukku
kemudian berlalu. berlalu. berlalu.
sebuah titik dimana aku belajar untuk berani dengan sakit
dengan hal yang ditakutkan semua temanku
8 tahun yang lalu, kepalaku robek setelah terbentur keras
20 tahun sekarang. 20 tahun setelah aku lahir
20. 20. 20. dan 20
masih ribuan jalan yang belum ku tempuh
haaah, cukupkah waktu menempuh ribuan jalan tersebut?
20 tahun. kematangan diuji. sekolah itu tangggung jawab
ini memang bukan puisi
20 tahun membuatku frustasi akan hidup di depan
sementara darah masih kutakuti
bulu pun aku takut disentuhnya
20 tahun membuatku berpikir deras tentang masa depan
20 tahun membuatku ciut terhadap matahari yang begitu besar
kecil aku dimatanya
aku ini apa. entah. kelak aku ini apa
yang jelas aku bukan sampah masyarakat
aku lelah berpikir
sementara artis-artis berfoya dan tertawa riang
aku risih melihatnya
aku akan jadi? 20 tahun lewat sudah
dan kini aku adalah aku
kelak 20 tahun, apakah aku masih aku?
atau aku akan berkembang menjadi 'aku'
20 tahun kedepan bagaimana? apa aku masih ada untuk menjadi aku
ataukah aku bukan sebagai aku, tapi mungkin menjadi aku yang separuh?
entah!
20 tahun. titik dimana aku menjadi muak
kertas merah yang tercabik membuatku heran
kesedihan mengalir di perairan sunyi tak bercahaya
tertawa itu hanya sebuah talk powder yang biasa ada di make up kit
lalu, yang sebenarnya itu apa
hidup yang bersandar pada titik yang hidup
itukah yang sebenarnya?
bukan diam dan menjerit sendirian yang kumau
datanglah cahaya itu
yang biasa bersembunyi dibalik sebuah handphone
gelombang suara yang menulikan hati
resah aku menatap 14 tahun yang kegapai
aku ingin hentak keyboard ini sekeras mungkin.
sekali lagi ini bukan puisi!
dan I ingin aku teriakkan sekencang-kencangnya agar semua tau
O hanya untuk anggukanku pada keteraturan
dan U untuk kesenduan-kesenduan yang mengantarkan kelenjar air mata bekerja
E untuk hidup tak sempurna yang dititipkan tuhan
ini bentakan pada diriku sendiri
aku frustasi akan ini!
20 tahun bergerak lambat menuju diriku yang sekarang
dan 20 tahun bergerak cepat menuju 20 tahunku
kelak aku bagaimana?
entah.
20 tahun membuatku berisi
ilham mengatakan...
7 April 2009 pukul 18.56
hari ini hal yang sangat biasa bagiku...