blogger isn't my hobby, but it's mylifestyle

Jumat, 23 Desember 2011

21.17

Jika Aku Menjadi DPD RI

Berat memang ketika membicarakan soal tanggung jawab. Ya benar sekali, DPD tidak lain adalah sebuah tanggung jawab. Tanggung jawab yang diberikan oleh saudara kita untuk membawa dan memajukan daerah tempat tinggal kita tersebut. Kepercayaan, dari sinilah tanggung jawab dilahirkan. Namun banyak orang belum tahu dan mengerti akan makna ini sehingga mereka merasa sulit sekali menjalakan tanggung jawab tersebut. Aku tidak akan berkomentar bla…bla…bla mengenai para pemimpin negeri ini, disini aku mencoba mengartikan makna dari sebuah tanggung jawab melalui sebuah impianku “jika aku menjadi DPD RI”. Ya! melalui tulisan ini aku berandai-andai sesuka hatiku, semauku, bermimpi setinggi mungkin untuk menjadi anggota DPD RI.
Aku seorang anak desa, desa kecil yang terletak di daerah Ponorogo yang masuk wilayah provinsi Jawa Timur. Sejak kecil aku sudah terbiasa hidup mandiri. Lulus dari SMPN 1 Ponorogo aku hijrah ke kota Semarang melanjutkan pendidikanku di SMKN 7 (STM Pembangunan). Setelah menyelesaikan program pendidikan 4 tahun di sekolah tersebut dengan nilai yang cukup memuaskan aku diterima program beasiswa penuh jenjang D3 Politeknik Manufaktur ASTRA Jakarta. Dikampus inilah aku belajar banyak hal, belajar ilmu teknik, organisasi, serta belajar melawan kejamnya Ibu Kota Jakarta. 
Ketika semester 5, ada satu mata kuliah yang tidak berhubungan dengan bidang yang aku geluti. Yaitu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dan aku teringat akan pesan dosen mata kuliah tersebut yang mengatakan, “Mau jadi apapun kalian entah itu tehnisi, insinyur , atau mungkin professor… Negara ini tetap membutuhkan kalian!”. Kalimat tersebut seolah-olah menamparku, aku memang dilahirkan dibidang teknik, tapi bukan berarti aku tidak berguna bagi Negara ini. 
Suatu saat dosen tersebut memberikan tugas makalah dengan tema kemiskinan di Indonesia. Dan saat melakukan googling dengan kata kunci kemiskinan di Indonesia, aku terperanga ketika menemukan salah satu halaman yang membahas beberapa desa di Ponorogo sebagian besar penduduknya mengalami gangguan jiwa yang merupakan dampak dari kemiskinan. Akupun semakin memperdalam mencari informasi tentang hal ini dan puncaknya aku pulang survey langsung ke daerah tersebut. Miris rasanya melihat kehidupan mereka, karena mengejar gelar pendidikan membuatku tidak sadar akan derita saudaraku sendiri. Padahal disini aku bisa mengeruk banyak ilmu tentang kehidupan. Semakin aku mengexplore, semakin banyak fakta terkuak yang membuatku tercengang. Beberapa fakta diantaranya, banyak lulusan sma/sederajat yang menjadi pengangguran karena kecilnya peluang kerja di Ponorogo dan ini dialami oleh kakakku sendiri. Adanya kampung idiot yang merupakan salah satu dampak kemiskinan. Banyaknya kasus kriminal akibat kurangnya pengamanan di daerah pelosok. 
Lulus program D3, aku kembali ke Ponorogo berniat memajukan daerahku tersebut. Secara teori memang untuk bisa terjun langsung mewujudkan impianku tersebut aku haruslah masuk ke dalam lembaga Pemerintahan dan menjadi bagian di dalamnya. Aku memilih DPD bukan DPR, MPR atau bahkan Presiden karena aku berprinsip sebelum aku bisa merubah kehidupan didaerahku menjadi yang lebih baik mana mungkin aku bisa merubah Negaraku yang besar ini. Gelar D3, emang bisa? Pertanyaan itu sangat logika dan akan aku jawab dengan niat tulusku ini, karena dengan niat tulus tidak ada yang mustahil dalam mewujudkannya. Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku menjadi anggota DD RI? 


Simak lanjutannya di PART 2 ya….



1 komentar

  1. Unknown mengatakan...

    Assalmu'alaikum akhi...
    Stelah membaca postingannya semngat sy smkin berkorban untuk memajukan daerah sy ...
    Sy terlahir didesa boke kec sape kab bima. Sape adalh daerah pling ujung dri pulau sumbawa...
    Setlah menempuh d3 kebidanan dikota mtaram sy bru sadar bahwa daerah sy benar2 tertinggal..
    Hati sy semakin miris saat sy melihat bgaimana puskesmas sape saat ini, atau sy yg terlalu berlebihan tapi sy benar2 ingin memperbgus sarana dan pelayanan dipuskesmas tersebut..
    Sy merasa iri dan kecil hati ketika melihat majunya pelyanan ksehatanan dimataram..
    Terkdng terlintas dipikiran sy " apakah sape bisa seperti kota mataram?"
    Dan teimksih bnyak udah ngeluarin ide2 bgusnya...
    Sy tunggu postingan yg lain
    Nisa

Posting Komentar (Old Form)

dilarang nmengandung unsur SARA, KEKERASAN, PELECEHAN DAN SPAM
Saran kritik yang membangun akan saya respon

Translattor

English French German Japanese Spanish Netherland Portugal Philippines

tulis apa kek!

WaKtu adalah pedang!..

Bukan Manusia Clonning

Bukan Manusia Clonning
gw pengen belajar banyak hal, melalui blog ini gw bisa belajar mengenal dunia

Tukeran banner

Copy kode di bawah dan masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali p.r.a.s.e.t.y.o.i.l.h.a.m

Daftar Artikel

berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

thank's myfollowers

Findme on

Review www.prasetyoilham.blogspot.com on alexa.com My Ping in TotalPing.comAllBlogTools.com Blogger Templates Blogarama - Blog Directory