blogger isn't my hobby, but it's mylifestyle

Selasa, 27 April 2010

00.19

Tempat Sampah yang Bernama "KLIKO"



Tempat Sampah adalah salah satu bagian terpenting dalam Sistem Kebersihan dimana saja kita berada. Rumah tangga adalah basis dari Kebersihan sebuah lingkungan, kota, propinsi dan pada akhirnya kebersihan sebuah negara. Atas dasar itulah Belanda memberlakukan sebuah sistem kebersihan untuk rumah tangga. Setiap rumah tangga di Belanda memiliki tempat sampah yang diberi nama “Kliko”. Kliko terdiri dari tiga tempat sampah dalam satu unit untuk rumah tangga. Kliko warna hitam, warna hijau, warna biru.
Kliko hitam berguna untuk sampah basah, kliko hijau untuk sampah yang dari taman seperti sisa-sisa tanaman, ranting pohon, tanah dari taman. Kliko biru untuk sampah berupa kertas dan karton.
Setiap rumah tangga harus patuh pada peraturan ini, bila tidak pada saat tertentu bisa diadakan kontrol oleh Polisi Lingkungan (Milieu Politie) yang akan mendatangi rumah yang melanggar dan bila perlu di beri denda (boete).
Pengambilan sampah oleh truk sampah dilakukan bergilir tiap minggu (sistem kalender), bila minggu ini kliko hitam, maka minggu depannya kliko hijau dan minggu depannya lagi kliko biru dan begitu seterusnya. Kliko-kliko tersebut dibawah oleh setiap rumah tangga yang memilikinya semalam sebelumnya ditempat penampungan khusus biasanya di pinggir jalan.
Truk Sampah disini didisain khusus untuk kliko ini dimana tukang sampah (vuilnisman) tak sedikitpun menyentuh sampah dan sampah tidak berceceran di jalanan. Setiap truk sampah ini diawaki oleh satu orang sopir dan dua tukang sampah. Tukang sampah ini bila sudah memasuki lingkungan perumahan akan bergelantung disisi belakang truk sehingga mudah meloncat bila sudah sampai d tempat penampungan kliko. Di belakang truk itu terbuka setengah, jadi sampah itu tidak terlihat dari luar.  Di bagian belakang truk tersebut terdapat semacam penjepit khusus untuk kliko-kliko itu. Penjepit itu terdapat di sisi kiri dan kanan. Jadi sekali angkat truk hanya bisa mengambil dua kliko sekaligus. Setelah kliko diletakkan dipenjepitnya oleh tukang sampah. maka dengan alat otomatis, kliko itu terangkat dua-duanya dan bila sudah mencapai pintu belakang truk itu maka terbukalah tutup kliko tersebut dan selanjutnya alat itu menjungkir balikkan kliko sehingga isinya semuanya tertumpah di dalam truk dan sebelum dikembalikan ketempatnya semula kliko itu diguncang sekali lagi sehingga tidak ada sampah yang tersisa. Dan begitu seterusnya sampai semua kliko di lingkungan perumahan terkuras habis. Dengan begitu tak akan pernah terlihat sampah-sampah rumah tangga berserakan dimana-mana disamping itu juga bau sampah tidak pernah tercium. Dan satu yang dilarang keras disini adalah membakar sampah, bisa-bisa kena denda sampai ratusan euro (puluhan juta rupiah).
Untuk barang-barang bekas atau rongsokan (kursi, tempat tidur dan perkakas rumah tangga lainnya), kita bisa menelepon untuk buat janji khusus dengan Dinas Lingkungan Kota (Milieu Dienst) kapan bisa barang tersebut diangkut. Malam sebelum penjemputan barang tersebut harus diletakkan di pinggir jalan sehingga besok paginya bisa diangkut dengan mobil sampah yang khusus pula.
Setelah semua sampah terkumpul, maka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak di tanah lapang seperti di Indonesia tapi di Pabrik Sampah, pabrik yang khusus mengolah sampah. Dimana samapah-sampah tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga sisa hasil olahan sampah dari Pabrik tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain (atau dengan kata lain “Daur Ulang (hergebruiken)”
Bagaimana dengan sisa-sisa botol plastik dan botol kaca?
Ceritanya lain lagi. Disetiap lingkungan perumahan ada depo-depo khusus untuk botol dari kaca dimana terbagi lagi dalam tiga warna: coklat, hijau dan putih sesuai warna botol yang ingin dibuang. Sistem ini digunakan untuk mempermudah untuk daur-ulang nantinya.
Sedangkan botol-botol plastik khususnya botol dari Coca-cola, Sprite ataupun Fanta, bila isinya sudah habis botol-botol tersebut bisa ditukarkan di Supermaket terdekat juga untuk di daur ulang.
Caranya: ada mesin khusus di supermaket tersebut yang bila kita memasukan botol demi botol ke dalam mesin tersebut, maka mesin itu akan membaca bar code botol tersebut dan diketahui langsung berapa harga perbotolnya biasanya tiap botol di hargai € 0,25,- (Rp 2875,-) kalau di Makassar dibilang “Kembali Botol, bukan”. Jadi bila selesai kita tinggal menekan tombol dan keluarlah bonnya yang tertera berapa uang (statiegeld) yang kita dapatkan sesuai jumlah botol yang kita tukarkan. Bon ini dapat kita tukarkan dengan uang di kasir.
Untuk baterei bekas dan lampu bekas harus dikumpulkan di kantung khusus dan tidak boleh dibuang di tempat sampah. Bila kantung itu telah penuh bisa dibawah di supermarket dan ditukarkan dengan kartu undian berhadiah khusus.
Ini untuk menggairahkan masyarakat disini untuk tidak membuang barang-barang kimia berbahaya disembarang tempat.
Baju bekas dibuang kemana?
Baju-baju bekas tidak bisa dibuang sembarangan. Biasanya disini bila setiap pergantian musim, mereka rata-rata membeli baju baru dan baju yang tidak sesuai dengan musim tertentu akan disimpan atau bila tidak akan menjadi baju-baju bekas. Kembali lagi di setiap lingkungan ada depo-depo khusus untuk baju bekas. Di depo-depo itu tertulis “Baju-baju bekas ini akan dikirim ke Ke Dunia Ketiga” dan konon khabarnya baju-baju bekas ini banyak diperjualbelikan di Indonesia yang mana di Makassar dinamakan Baju Cakar “Cap Karung”. Ada juga Yayasan-yayasan khusus yang menampung baju-baju bekas untuk dikirim ke negara-negara yang sedang mengalami bencana alam.
Bagaimana dengan Kebersihan Kota?
Kebersihan Kota dilakukan Dinas Lingkungan Kota (Milieu Dienst). Setiap waktu-waktu tertentu jalanan disapu dengan mobil khusus yang menyapu jalan. Jadi disini tidak ada tukang sapu jalanan yang ada hanya mobil penyapu jalanan. Sapunya berupa sapu bundar yang berputar-putar menyisir jalanan dari sampah-sampah jalanan. Sapu-sapu itu langasung mengisap sampah tersebut dan ditampung di bak penampungan di belakang mobil tersebut.
Hampir disetiap sudut jalan disini terdapat tempat sampah, dan bila sudah penuh ada mobil khusus yang mengosongkannya pada saat tertentu.
Pekerjaaan berat untuk pekerja-pekerja ini bila musim gugur dimana daun-daun dari pepohonon berguguran ini biasanya akhir bulan September sampai akhir Oktober. Setelah semua pohon-pohon dipinggir jalan gundul tanpa daun lagi, barulah mereka membersihkan jalanan tersebut dari dedaunan itu.
Bila musim dingin tiba, bila sebelum turun salju, ada mobil khusus yang menaburkan garam disepanjang jalan untuk menghindari pembekuan salju yang bisa menutupi jalan serta memacetkan jalan.
Sistem drainasenya bagaimana?
Belanda tidak mengenal got terbuka seperti di Indonesia. Semuanya got berada di bawah tanah. Jadi semua limbah buangan rumah tangga langsung dialirkan lewat got-got bawah tanah tersebut. Juga air hujan langsung dialirkan dari got-got ini ke tempat pembuangan akhir. Jadi jangan heran bila disini tidak pernah terdengar adanya banjir karena got mampet akibat terhambat sampah.
Utamannya di Kota-kota besar yang memiliki kanal-kanal seperti Amsterdam, Den Haag, dan Utrecht, kanal-kanal tersebut dijaga kebersihannya dengan alat-alat keruk khusus. Kanal-kanal ini sangat bersih dan bisa dilewati oleh motor boat, perahu pesiar dan perahu wisata.
Utamanya Amsterdam yang terkenal dengan kanal-kanalnya yang bersih. Kita bisa mengelilingi kota Amsterdam dengan perahu-perahu wisata lewat kanal-kanal tersebut.
Teknologi Maju (Hi-Tech) di Bidang Persampahan
Sistem ini sudah diterapkan di kota Almere, Propinsi Flevoland. Dimana tempat-tempat sampah yang berada di pusat kota di buat sedemikian rupa sehingga bila tempat sampah sudah penuh, maka sampah-sampah akan jatuh ke lubang yang kemudian dialirkan lewat pipa bawah tanah. Dengan alat automatis  (mungkin semacam rel berjalan) yang menggerakkan sampah dengan kecepatan 60 km perjam sampai ke tempat pembuangan akhir. Jadi tidak dibutuhkan lagi tenaga manusia bahkan mobil sampah menjadi barang yang tidak berguna lagi.
Adakah Piala semacam Adipura di Belanda?
Untuk Piala semacam Adipura tidak dikenal disini. Karena apa? Bila semua kota menerapkan sistem kebersihan diatas dan masyarakat Belanda yang sudah sangat sadar akan arti Hidup Bersih, makanya Piala semacam Adipura tidaklah ada artinya. Yang mungkin bila ada Pemilihan, mungkin bisa dicari Kota Yang Paling Kotor bukan Kota Yang Paling Bersih seperti di Indonesia.



0 komentar

Posting Komentar (Old Form)

dilarang nmengandung unsur SARA, KEKERASAN, PELECEHAN DAN SPAM
Saran kritik yang membangun akan saya respon

Translattor

English French German Japanese Spanish Netherland Portugal Philippines

tulis apa kek!

WaKtu adalah pedang!..

Bukan Manusia Clonning

Bukan Manusia Clonning
gw pengen belajar banyak hal, melalui blog ini gw bisa belajar mengenal dunia

Tukeran banner

Copy kode di bawah dan masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali p.r.a.s.e.t.y.o.i.l.h.a.m

Daftar Artikel

berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

thank's myfollowers

Findme on

Review www.prasetyoilham.blogspot.com on alexa.com My Ping in TotalPing.comAllBlogTools.com Blogger Templates Blogarama - Blog Directory