untukMu TUHAN
Tetesan air mata, inilah yang kurasakan sampai saat ini. Begitu pahitnya hidupku ini. Begitu parahnya, sakitnya, letihnya, hancurnya, bodohnya hidup yang aku jalani. Inilah ceritaku, cerita bodoh, cerita tolol dari seorang penulis yang memang benar-benar bodoh. Ini ceritaku, dan ini memang aku. Cerita ini untukku, bukan untuk dibaca dan kalaupun dibaca itu tanpa sepengetahuanku dan juga tanpa kemauanku melainkan kebodohan dari yang membaca. Cerita ini adalah inspirasiku. Cerita ini jalan hidupku. Jalan hidup seorang manusia dari binatang ternak menjadi manusia dan kembali menjadi binatang ternak namun sekarang ini dia menjadi orang gila. Ya... memang gila, aku ini gila. Kadang aku berpikir... berpikir tentang hidupku ini. Aku bangga, aku hebat dan aku pantas untuk menyombongkan diri. Kenapa tidak???? Aku bisa, aku mampu dan akupun bisa TERTAWA... HAHAHAHAHAHA....
Berawal dari pertemuan dengan makhluk yang disebut manusia yang mungkin pada saat itu dialah malaikat jibrilku. Malaikat yang membawa aku ke dalam cerita ini. Cerita tentang kebusukan dunia. Dialah yang membawaku bertemu dengan orang pintar cerdas hebat dan aku menganggapnya sebagai KAKAK. Ya memang sampai saat ini aku merindukan sosoknya.
Dari waktu ke waktu, kapal itu semakin menjauh, akupun juga.. aku semakin jauh melangkah meninggalkan jasad awalku yang benar-benar itu kemauanku. Akupun menjadi bagian dari kapal itu. Aku semakin dekat dengan KAKAKku. Aku pun mulai menjadi manusia yang benar. Mengayomi wanita sholeh yang tak bersorban bersama prajuritku menegakkan kebenaran. Menyebarkan berita yang memang harus dikabarkan. Akupun ikhlas menjalani itu semua karena itu adalah jalan lurus yang harus aku tempuh. Teman! Yah itu yang selalu ada dipikiranku. Teman-temanku inilah aku, aku disini untuk mengajak kalian untuk menuju jalan Tuhan. Mari bersama kita menuju dunia yang haqiqi. Hidup berdampingan dengan alam, damai selalu menegakkan sistem ISLAM. Ingatlah bahwa hidup ini hanyalah siang dan malam begitu seterusnya. Ketika malam kita tidur ketika siang kita beraktifitas. TEMAN, bangunlah sekarang ini kalian tidur. Ingatlah teman, dunia ini hanya dipenuhi kebusukan. Dunia ini hanya dipenuhi nafsu dunia yang tidak ada habisnya. Nafsu kekuasaan, perempuan, materi, dunia ini seperti rendah sekali nilainya. Pantas saja teman kalo alam ini marah. Ya.. alam ini marah, marah melihat manusia yang tak ubahnya seperti binatang yang tidak menggunakan akalnya dalam mengurus bumi ini.
Aku akan menceritakan sedetail-detailnya dari cerita pahit hidup ini. Mungkin kalian bertanya-tanya, cerita apa ini???? Dan aku akan menjawab... (oiya ini cerita ini bukan untuk dibaca orang lalu siapa yang bertanya-tanya??? Yang bertanya-tanya ya aku, aku yang hilang ingatan akan pahit crita ini). Aku masih duduk di bangku smk, sebuah sekolah tehnologi yang benar-benar favorit di semarang. Ya memang favorit buktinya saja untuk masuk harus berebut dengan warga semarang, kudus, jepara, bawen, ungaran, salatiga, kendal sedangkan aku dari ponorogo. Apa aku nyasar ya? Tidak, aku tidak nyasar aku memang harus melalui semua ini karena tanpa sekolah itu cerita ini tidak ada, mungkin bisa menjadi cerita fiktif belaka seperti sinetron tv yang gak jelas. Langsung ke poin aja. Suatu hari sepulang sekolah aku diajak seorang tidak aku kenal tapi dia itu kakak kelasku meskipun berbeda jurusan. Diajak di sebuah perkumpulan dimana disitu banyak sekali pelajar maupun mahasiswa. Perkumpulan itu tidak lain adalah para pengemban misi Tuhan. Ya sebuah pengajian akan ISLAM yang sesungguhnya. Aku menceritakan poin ini sebagai aku yang dulu bergabung dengan mereka. Jadi kalian wajar kalo berbeda pikiran denganku. Pengajian itu benar-benar hebat. Benar-benar luar biasa. 180 derajat bahkan lebih lagi dari pemahaman islam yang ada. Begitu sulitnya untuk diceritakan. Benar-benar sperti pada zaman Nabi, ya aku benar-benar seperti menjalani hidup di jaman ketika nabi Muhammad berjuang menegakkan ISLAM. Aku dicaci maki, diasingkan oleh teman sendiri. Teman kos, teman sekelas, teman se sekolah, guru, kepala sekolah, dan yang paling aku ingat PAK HAMID guru agamaku yang benar-benar jijik melihatku. Aku cibir habis-habisan, bahkan guru saja yang notabene bukan guru agama ikut membahasku di saat jam pelajarannya berlangsung. WOW seperti apa perasaanku saat itu. Tak ada satupun, tak ada satupun sekali lagi tak ada satupun dari mereka yang mau mengerti kondisiku. Woei orang sesat, keluar kao dari sekolah ini. Itulah yang kata busuk yang keluar dari mulut mereka. Bahkan guru agama dengan lantangnya mengucap kalimat untukku : kowe kui entok hadiah sing bungkuse uapik tapi jebule isine mung TAI... teman-teman sekelas puas dan sangat puas menertawakanku.
Apa yang aku rasakan saat itu semua ku alami? Ya aku bertahan, aku diam, aku bahkan menerima dengan ikhlas apa yang mereka perbuat. Aku diancam di DO, aku siap aku ikhlas sperti kata Nabi: ketika kamu ditampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Dan itulh yang aku lakukan. Mereka meludahiku habis-habisan. Mungkin orang kristen menganggap itu semua ibarat TUHAN YESUS memikul salib. Aku tetap semangat, tetap istiqomah, dan aku tetap menjalankan amanah yaitu menyampaikan kebenaran. Kebenaran harus disampaikan memang itulah perintah yang ada di dalam AL QURAN. Kalaupun teman sekolahku menolak masih banyak manusia diluar sana yang harus aku sampaikan berita kebenaran ini. Aku sering nongkrong di gramed, di masjid bahakan di kampus. Menagjak kenalan baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, kyai, komunitas homo, bahkan aliran islam yang lain. Berita ini untuk semuanya, baik dari semua kalangan. Aku tidak pilih-pilih. Aku juga menyampaikan kepada sekelompok pemuda pemudi yang juga membawa amanat di agamanya yaitu agama kristen, sampai aku dibawa ke gerejanya. Aku juga pernah berdebat dengan seorang remaja sebuah masjid besar di semarang sampai jam 12 malam dengan berpakaian abu-abu putih padahal besoknya aku harus masuk sekolah. Ya itulah perjuanganku, itulah pengorbanaku untuk ISLAM. Namun perjuangan itu terhenti ketika memang sudah waktunya kita terang-terangan menyampaikan kebenaran yang kami bawa. Kami dengan sengaja melalui media massa baik elektronik mengaku bahwa kami membawa berita langit tentang kebenaran yang sudah tidur selama 700 tahun. Tapi apa yang aku peroleh? Masyarakat begitu marahnya, begitu seramnya, begitu bencinya kepada kami. Teman-temanku termasuk aku samapai-sampai diamankan di kantor polisi. Secara nasional negara indonesia memang membenci kami, kami tidak sedikit kami banyak, kami ada dimana-mana. Media massa tak ubahnya seperti lalat yang mengerumuni kami, mengekspose kami, bahkan kami terkenal olehnya. Kami masuk tv, koran, bahkan kami sempat melakukan sesi foto tampak samping kanan kiri dan depan dengan polisi. MUI tidak diam saja, apalagi FPI.. yang notabene membawa kekerasan dalam berjihad padahal Nabi Muhammad tidak pernah sekalipun merusak bahkan membalas aniaya kepada orang kafir. Seua itu aku lalui bersama teman seperjuangan dengan ikhlas namun secara pribadi disaat itulah kemampuanku bertahan hilang. Aku begitu terpuruk, bahkan teman sekolahku begitu senang tertawa terbahak-bahak melihat kondisi yang terjadi saat itu. Akhirnya karena suasana yang begitu tegang membuat kami diam dan lost contact melakukan perjuangan yang telah kami jalani. Lambat laun aku mulai berpikir, Tuhan apa ini jalanku. Kok seperti ini. Katanya gak begini kok kami dapatkan begini, akhirnya karena sesuatu dan itu tidak bisa aku ceritakan alias malas aku dengan sadar menyatakan keluar dari aliran itu.
Aku berusaha menjalani hidup baru menyakinkan teman bahwa aku tidak berbahaya lagi bagi kalian. Itu masa-masa yang sulit, tapi karena kemauanku akhirnya aku bisa berbaur kembali dengan mereka. Bahkan aku sangat dekat dengan mereka (dicho, adit, eko, aris, rohmad, agus, bayu, rohman). Namun pikiranku tak semudah itu melupakan mereka. Kadang aku terus terbayang. Bahkan sampai saat ini pikiran itu masih ada. Aku ingin sekali kembali menjadi aku yang dulu yang benar-benar rajin sholat mengaji. Tapi berat sekali, ya ALLAH kok berat sekali. Pikiranku sudah rusak bahkan benar-benar rusak. Meskipun aku tidak bisa menjadi orang yang benar setidaknya aku bisa menjadi orang yang baik. Aku akan menjadi orang yang baik di dunia in i. Inilah critaku.
- Cerita ini menggambarkanku bahwa sampai saat ini aku merindukan KAKAKku.
- Aku merindukan saudara seperjuanganku dulu meskipun aku tidak menyakini apa yang mereka tetap yakini
- Peringatan bagi kalian bahwa hidup ini pilian jadi apapun pilianmu ya itulah kebahagianmu
- Saat ini aku sedang menjalani program beasiswa dan sedang bangkit untuk mengubah kehidupan keluargaku
- Pengajian itu sampai sekarang masih ada bahkan suatu saat akan gempar lagi, dan di semarang manatan teman-temanku itu sedang mendirikan lembaga pendidikan yang menjadikan sumber dana karea kebanyakan mantan temanku itu minggat dari rumah.
- Satu pesan dari mereka bahwa dunia ini akan hancur dan islam akan tegak kembali, merekalah yang akan memimpin dunia ini. Semua mata dunia tertuju di indonesi. But yang membaca boleh percay atau tidak
- Saya peringatkan sekali ini critaku bukan bermaksud mengandung unsur SARA.... Ini cerita sebagai sejarah hidupku saja.
JANGAN KECAM/NILAI ORANG JIKA ANDA BELUM BENAR-BENAR MEMAHAMI TENTANG ORANG ITU.
HIDUP ITU PILIHAN SETIAP MANUSIA MEMPUNYAI JALANNYA MASING-MASING DAN YANG PASTI TUHAN ITU SAYANG KEPADA SELURUH MAKHLUK CIPTAANNYA.
0 komentar
Posting Komentar (Old Form)
dilarang nmengandung unsur SARA, KEKERASAN, PELECEHAN DAN SPAM
Saran kritik yang membangun akan saya respon